KOMPAS.com - Para siswa tampak berkerumun di pojok halaman SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, Jawa Tengah. Pohon rindang, tepuk tangan, dan sorak girang dari siswa menjadi magnet bagi siswa lainnya untuk mendekat.
Rupanya siswa kelas V sedang melakukan percobaan tentang uji bahaya bahaya asap rokok dan kandungan nikotin pada rokok elektrik dan rokok konvensional.
“Percobaan ini merupakan wujud pengembangan dari Merdeka Belajar. Saya mengajak siswa praktik langsung terkait menjaga kesehatan alat pernafasan,” kata Anys Susilo Nugroho, guru yang mengajar.
Alat dan bahan yang digunakan juga sederhana. Setiap kelompok menggunakan botol air mineral bekas ukuran 1500 ml, selang air, plastisin, rokok konvensional, rokok elektrik, kertas tisue, dan pisau cutter.
Anys yang juga fasilitator pembelajaran Program PINTAR Tanoto Foundation menceritakan cara kerja dari alat dan bahan yang dibuat para siswanya.
Tahapan percobaan di kelas
Pertama tutup botol dilubangi menggunakan cutter. Ukuran lubangnya menyesuaikan diameter rokok.
Kemudian botol bekas air kemasan pada bagian pangkal bawahnya diberi lubang sebesar selang dengan diameter 0.5 cm. Ujung selang dimasukkan pada botol dan diberikan plastisin untuk mencegah kebocoran selang.
Sumbat selang dengan plastisin kemudian isi botol dengan air sampai penuh.
Pasang rokok yang sudah terlebih dulu dinyalakan dan masukkan pada tutup botol yang sudah diberi lubang sesuai dengan diameter rokok. Untuk mencegah kebocoran daya hisap air, di sekitar pangkal rokok diberi plastisin.
Lakukan hal yang sama pada botol kedua dengan menggunakan rokok elektrik. Pasang tutup botol, kencangkan agar tidak terjadi kebocoran daya hisap air.
Baca juga: Kelas Ambruk, Siswa Madrasah di NTT Menumpang Rumah Warga dan Teras Masjid
Lepas sumbatan pada selang buang air, dan biarkan air keluar dari botol. Bersamaan dengan keluarnya air dari dalam botol maka ruang kosong yang tadinya terisi air dipenuhi oleh asap rokok.
Tunggu sampai air benar-benar habis, kemudian sumbat lagi selang untuk membuang air.
Buka tutup botol dan berikan lapisan kertas tisue pada permukaan botol. Melalui selang buang, tiup selang sehingga asap yang didalam botol keluar melalui permukaaan tisue yang berfungsi sebagai filter.
Lakukan hal yang sama pada botol B dan bandingkan hasilnya.
Setelah melakukan percobaan siswa membuat analisis data dengan bantuan pertanyaan pada lembar kerja (LK). Perbedaan kadar nikotin terlihat dari warna dan bau yang melekat pada tisue sebagai alat filternya.
Berdasar kegiatan percobaan tersebut, setiap kelompok menuliskan hasil pengamatannya dan membuat laporan. Berikut adalah hasil presentasi dari salah satu perwakilan kelompok.
Baca juga: Para Siswa Ini Rela Perbaiki Motor yang Mogok akibat Banjir, Gratis!
"Waktu selang air dibuka, kami melihat air menghisap rokok yang terpasang pada tutup botol. Ruang yang semula berisi air tergantikan dengan asap rokok. Pada rokok konvensional warna botolnya lebih pekat dari rokok elektrik, kata Ana Alifia salah satu siswa dalam presentasinya.
Ana menambahkan, "Kertas tisue yang semula bersih menjadi kuning kecoklatan. Hal ini menunjukkan tingginya nikotin pada asap rokok. Kalau asap rokok dihirup masuk ke paru-paru bisa menimbulkan permasalahan pada alat pernapasan.”
Dari hasil percobaan tersebut, dia menyarankan untuk menjaga menjaga kesehatan sebaiknya kita tidak merokok. "Baik rokok konvensional atau elektrik karena asapnya sama bahayanya untuk pernafasan manusia," katanya lagi.
"tradisional" - Google Berita
January 10, 2020 at 09:18PM
https://ift.tt/2R3st8E
Siswa Belajar Mengamati Langsung Bahaya Rokok Elektrik dan Tradisional - Kompas.com - Edukasi Kompas.com
"tradisional" - Google Berita
https://ift.tt/36vD17m
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Siswa Belajar Mengamati Langsung Bahaya Rokok Elektrik dan Tradisional - Kompas.com - Edukasi Kompas.com"
Post a Comment