AMBULU.RADARJEMBER.ID- Mendekatkan hubungan orangtua terutama ibu dengan anak melalui sentuhan seni, adalah impian Enys Kartika di era krisis moral seperti sekarang ini. Pemilik Sanggar Kartika Budaya itu mengaku prihatin, dampak buruk teknologi dapat memengaruhi pembentukan karakter anak.
“Sanggar ini tidak sekedar tempat belajar kesenian tradisional, lebih dari merupakan sanggar ramah perempuan dan anak,” ungkap Enys.
Menurut guru seni SMP Negeri 1 Ambulu itu, kesenian tradisional telah ditinggalkan generasi muda, karena mereka beranggapan kesenian tradisional diperuntukan bagi orang dewasa dan berusia lanjut.
“Jelas itu anggapan salah. Dan pendirian sanggar ini ingin mengenalkan kembali kesenian tradisional kepada generasi muda. Haparannya mereka tidak saja menyukai gadget tapi juga kesenian tradisional,” tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Jember Anas Ma’ruf, mendukung langkah Enys untuk melestarikan kesenian tradisional melalui pendirian sanggar tersebut.
“Sanggar ini selaras dengan predikat Jember sebagai kabupaten layak anak. Karena itu kaum ibu memiliki peran penting bagaimana anak itu bisa mencintai kesenian tradisional,” terangnya.
Pria kelahiran Situbondo ini mengungkapkan, Sanggar Kartika Budaya telah memiliki banyak prestasi. Bahkan nama sanggar itu juga dikenal di mana-mana. Tidak saja di Jawa Timur, tapi juga luar provinsi. (*)
Reporter : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Editor : Mahrus Sholih
"tradisional" - Google Berita
January 20, 2020 at 02:57PM
https://ift.tt/2ukYC3J
Cegah Dampak Negatif Teknologi Lewat Seni Tradisional - Jawa Pos
"tradisional" - Google Berita
https://ift.tt/36vD17m
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cegah Dampak Negatif Teknologi Lewat Seni Tradisional - Jawa Pos"
Post a Comment