JAKARTA, KOMPAS — Pasar-pasar yang berada di bawah naungan PD Pasar Jaya belum ada anjuran ditutup. Pembatasan sosial dan pemeriksaan suhu tubuh diberlakukan di sejumlah tempat.
Namun, pembatasan sosial dan pemeriksaan suhu tubuh belum terlihat ada di semua pasar. Di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat, (27/3/2020), misalnya, tidak terlihat pembatasan sosial. Pemeriksaan suhu tubuh juga belum ada.
Andi (21), pedagang kebutuhan pokok, menjelaskan, agak sulit mengatur pembatasan sosial antara dia dan pembeli. ”Saya juga sungkan menyuruh mereka (pembeli) mengatur jarak. Gimana juga, ya,” katanya.
Baca juga: Keuangan Perlu Diatur agar Kerja di Rumah Tak Bikin Pengeluaran Membengkak
Menurut dia, pembeli di tokonya mempunyai berbagai tingkat antisipasi masing-masing terhadap Covid-19. Ada yang mengenakan masker lengkap dengan sarung tangan. ”Tetapi, masih ada juga yang tidak mempersiapkan antisipasi apa-apa, seperti saat keadaan normal,” katanya.
Dia melanjutkan, tiga hari lalu ada penyemprotan disinfektan di pasar ini. ”Itu yang semprotannya seperti yang sering digunakan petani untuk nyemprot hama,” katanya lagi.
Andi tidak keberatan apabila pengelola pasar memutuskan menutup pasar selama kebijakan itu dilakukan serentak oleh pemerintah di semua pasar. Selain itu, jadwal penutupan juga harus jelas agar ia bisa mengatur pembelian barang.
”Jika penutupan itu untuk kebaikan semua, ya tidak masalah. Tetapi, harus adil. Pasar lain juga harus tutup,” katanya.
Baca juga: Warga Tangerang Bisa Belanja Daring untuk Tekan Penyebaran Covid-19
Berbeda dengan Andi, pedagang beras di pasar yang sama, Budi Gunawan, justru tidak setuju pasar ditutup. ”Akan kacau banget kalau pasar sampai ditutup. Ke mana orang mau belanja?” katanya.
Meski belum signifikan, lanjutnya, sebagian warga mulai mengubah pola berbelanja. Dia mulai menerima permintaan beras melalui daring (dalam jaringan).
”Memang belum banyak, rerata dua sampai tiga permintaan (daring) dalam sehari. Tetapi, sebelum Covid-19, tidak ada yang memesan beras secara online,” ujarnya.
Di pasar ini, kepadatan terlihat di lokasi penjualan bahan pangan, seperti beras, cabai, dan sayur. Sebagian pembeli sudah menggunakan masker. Akan tetapi, masih ada juga yang tidak mengenakan masker.
Jika penutupan itu untuk kebaikan semua, ya tidak masalah, tetapi harus adil. Pasar lain juga harus tutup.
Marlinda (32), pembeli di Pasar Kebayoran Lama, mengaku rutin berbelanja kebutuhan pokok sekali seminggu, termasuk saat wabah virus korona baru merebak. Perempuan yang bekerja di salah satu rumah sakit ini memilih belanja di pasar karena dekat dari tempat kerja.
”Saya antisipasi mandiri saja. Bawa cairan antiseptik, pakai masker, dan menghindari warung-warung yang padat,” katanya.
Sementara di Pasar Palmerah, Jakarta, pembatasan sosial dan pemeriksaan suhu tubuh juga belum terlihat. Namun, pasar ini cenderung lebih sepi ketimbang Pasar Kebayoran Lama. Beberapa toko pakaian tutup.
Sepinya pasar juga dibenarkan pedagang telur, Solihin. Dia mengurangi stok telur sejak Covid-19 melanda Indonesia. Dalam keadaan normal, ia menyiapkan enam peti telur per hari untuk dijual. Kini, dia hanya menyiapkan satu peti telur. Satu peti telur setara dengan 15 kg.
Dihubungi terpisah, Manajer Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza menjelaskan, selain Pasar Tanah Abang yang tutup pada 27 Maret-5 April, semua pasar yang berada di bawah PD Pasar Jaya tetap beroperasi. ”Sejauh ini belum ada arahan untuk ditutup,” katanya.
Untuk mengantisipasi Covid-19, PD Pasar Jaya memeriksa suhu tubuh dan memberlakukan jarak sosial dengan mengurangi akses masuk ke pasar. Di Pasar Rumput dan Pasar Pramuka, misalnya, sudah ada pemeriksaan suhu tubuh. Bahkan, di Pasar Jatinegara sudah disiapkan bilik disinfektan.
”Kalau di Pasar Palmerah dan Kebayoran Lama tidak terlihat pemeriksaan suhu tubuh, bisa jadi Mas belum bertemu dengan petugas kami di lapangan,” katanya.
Baca juga: Meneliti Kemungkinan Anjing Pelacak Bisa Deteksi Covid-19
Stok aman
Berdasarkan pantauan Kompas di kedua pasar tersebut, kebutuhan pokok masih tersedia. Beras dijual dengan rentang Rp 8.000-Rp 10.000 per kg. Sementara harga telur Rp 26.000-Rp27.000 per kg.
Sementara itu, gula putih naik Rp 5.000 kg dari harga normal. Andi, misalnya, menjual gula putih Rp 19.000 per kg. ”Tetapi, stok masih aman,” katanya.
Berdasarkan data pemerintah pada 27 Maret pukul 13.07, jumlah kasus positif di Indonesia berjumlah 893 orang. Pasien sembuh 35 orang dan meninggal 78 orang.
"tradisional" - Google Berita
March 27, 2020 at 01:57PM
https://ift.tt/3aoEa2j
Pasar Tradisional Masih Beroperasi – Bebas Akses - kompas.id
"tradisional" - Google Berita
https://ift.tt/36vD17m
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Tradisional Masih Beroperasi – Bebas Akses - kompas.id"
Post a Comment