SOLO – Sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Bengawan merasa waswas. Pasalnya, masih banyak pembeli yang mengabaikan protokol kesehatan dengan tidak memakai masker ketika berbelanja. Agar disiplin, pemkot bakal melarang pembeli tanpa masker belanja ke dalam pasar.
Pedagang sembako di Pasar Harjodaksiono Sutarti mengatakan, sebenarnya sejumlah pedagang di pasar sudah tertib dalam menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 ini. Apalagi ada ancaman dari Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo akan mencabut surat hak pakai (SHP) kios dan los apabila pedagang tidak mengenakan masker.
Namun demikian, apa yang dilakukan pedagang tersebut tidak diikuti pengunjung pasar. Masih banyak pembeli tidak memakai masker saat berada di pasar. Kondisi tersebut membuat pedagang khawatir tertular Covid-19. “Kami melihat sendiri masih banyak pembeli mondar-mandir keluar masuk pasar tanpa memakai masker,” ujar warga Serengan ini.
Sebagai pedagang, ibu tiga anak ini khawatir dengan pembeli yang tidak memakai masker saat berada di pasar. Apalagi, saat ini banyak pasien tertular virus korona setelah bertemu dengan orang tanpa gejala (OTG).
“Spanduk imbauan keluar masuk pasar harus memakai masker sudah dipasang di pintu masuk Pasar Harjodaksino. Namun, masih banyak pengunjung mengabaikan ini,” kata dia.
Senada diungkapkan pedagang buah di Pasar Harjodaksino, Suripto. Dia meminta kepada pengelola pasar untuk tegas mengawasi pengunjung yang tidak tertib memakai masker. “Harusnya ada petugas pasar yang berjaga di pintu masuk dan keluar pasar. Kalau mendapati pembeli tidak memakai masker, harus dilarang masuk pasar,” ujar Suripto.
Kondisi sama juga terlihat di Pasar Nusukan. Sebenarnya pengelola pasar sudah memasang pengumuman soal keharusan memakai masker bagi pedagang maupun pembeli. Namun, para pembeli masih ada yang bandel dengan tidak mengindahkan imbauan.
“Saya terus ingatkan, tapi malah pada ketus jawabannya. Ada yang bilang: Iku dudu urusanmu (itu bukan urusanmu). Ya sudah terserah mereka, tapi satu sisi juga saya takut. Kan belum pasti mereka yang datang ke sini itu sehat,” ucap Hartanto, pedagang beras di Pasar Nusukan.
Ketika koran ini bertanya kepada Sri Daryati, 45, seorang pembeli yang tidak memakai masker, perempuan ini berkilah kalau maskernya sedang cuci karena kotor. Dan dia tidak punya cadangan.
“Selama ini saya merasa sehat-sehat saja, tidak ada tanda-tanda kalau sakit korona. Setiap hari juga minum multivitamin. Terus belanjanya tidak lama, jadi saya pikir tidak apa-apa,” imbuh warga Mojosongo, Kecamatan Jebres.
Menyikapi fenomena tersebut, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surakarta Heru Sunardi mengaku bakal memperketat aturan. Di mana para pembeli yang tidak memakai masker bakal dilarang masuk ke dalam lingkungan pasar.
Langkah ini dilakukan karena spanduk imbauan yang terpasang di pasar hanya sekadar angin lalu bagi para pembeli. “Apa yang dilakukan itu, berarti tidak sayang dengan pedagang dan dirinya sendiri,” ucapnya
Lalu kapan kebijakan tersebut akan dilaksanakan? Heru mengatakan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan seluruh lurah pasar dan Satpol PP Surakarta terkait teknis pelaksanaannya. “Nanti secepatnya. Mungkin digilir dulu dari satu pasar ke pasar lain. Setelah ada evaluasi baru diterapkan secara penuh. Jadi ketika ada pembeli tidak pakai masker, kita suruh pulang,” tegas Heru.
Heru mengatakan dari pantauan petugas seluruh pedagang saat ini sudah patuh dengan protokol kesehatan yang dikeluarkan Pemkot Surakarta. “Namun, ada yang mungkin waktu tawar-menawar, suaranya kurang jelas maskernya diturunkan. Terus lupa dinaikkan. Setelah itu langsung ditegur oleh petugas,” pungkas Heru. (atn/bun/ria)
"tradisional" - Google Berita
May 01, 2020 at 07:10AM
https://ift.tt/2VTptzt
Nekat Belanja Tak Pakai Masker, Dilarang Masuk Pasar Tradisional Solo - Jawa Pos
"tradisional" - Google Berita
https://ift.tt/36vD17m
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Nekat Belanja Tak Pakai Masker, Dilarang Masuk Pasar Tradisional Solo - Jawa Pos"
Post a Comment